SASHYA Subono, facial animator Indonesia yang terlibat dalam pembuatan film The Kingdom of The Planet of The Apes mengatakan bahwa lulusan vokasi animasi Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing di kancah internasional.
Sashya yang memiliki pengalaman mengajar di SAE Indonesia, sekolah vokasi yang fokus pada animasi, menjelaskan bahwa kurikulum vokasi di Indonesia mempunyai kurikulum yang sama dengan yang diterapkan di internasional, serta siswa vokasi di Indonesia memiliki dedikasi yang tidak kalah tinggi dibandingkan siswa vokasi di New Zealand. “Di Indonesia, sesama komunitas animasi siswa vokasi saling membantu seperti tidak bersaing, dan faktor tersebut menjadi salah satu kelebihan murid vokasi di Indonesia,” jelasnya.
Animator yang juga terlibat di film Avatar: The Way of Water tersebut berpendapat bahwa pemerintah Indonesia harus mendukung perkembangan animator Indonesia dengan cara membuat lebih banyak program talent search melalui kerja sama dengan studio perfilman lokal atau internasional.
“Pemerintah perlu membuat program yang bertujuan untuk lebih memfokuskan siswa, untuk menekuni bidang yang sesuai dengan bakat, demi bertujuan memajukan industri perfilman dan industri pendidikan vokasi animasi di Indonesia,” tambah animator yang saat ini bekerja di Weta FX.
Mengenai Sashya sendiri, ibu dari tiga anak ini tertarik berkarier di industri animasi karena waktu remaja banyak terpapar dengan film yang menggunakan visual effect yang fantastis, contohnya seperti Lord of The Rings, King Kong, dan lainnya.
Dikarenakan ketertarikannya pada animasi, Sashya Subono memutuskan kuliah D-3 Film and Television and Video Post-production and Animation di Wellington, New Zealand. Saat ini, Sashya pun juga mempunyai gelar sarjana Bachelor of Interactive Animation di Middlesex University (UK) dan master di bidang Master of Design Technology di Victoria University (Wellington, New Zealand).
Sebelum menjadi 3D animator di kancah internasional, Sashya menjadi pengajar di SAE Indonesia hingga dipercaya menjadi Konselor untuk kurikulum SAE Indonesia. Berbekal pengalamannya sebagai pengajar, Sashya juga penasaran tinggi untuk mengembangkan kurikulum vokasi animasi di Indonesia.
“Agar dapat menyesuaikan dengan dunia industri yang dituju oleh siswa vokasi, perlu menggunakan metode mengajar yang mewajibkan para siswa untuk lebih banyak praktik dibanding teori,” katanya.
Sashya Subono menambahkan agar para murid vokasi dapat mencapai kancah perfilman internasional, mempunyai dedikasi tinggi, jangan mudah menyerah, dan juga jangan takut dalam menerima feedback dan menggunakannya sebagai pembelajaran agar bisa menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya.
“Lebih banyak belajar demi mengembangkan bakatnya serta harus lebih kreatif membuat suatu output untuk mengisi portofolio yang digunakan sebagai senjata untuk menghadapi dunia industri,” tutup Shasya Subono, animator Indonesia yang terlibat di banyak film Hollywood.
KOMENTAR ANDA